Antisipasi Berjubelnya Kapal, Satpolair Terus Lakukan Imbauan

oleh -335 views

Seputarmuria.com, PATI – Jelang lebaran Idulfitri, sudah menjadi kebiasaan, banyak kapal nelayan yang bersandar di Pelabuhan Juwana. Tujuannya adalah para awak kapal yang ingin merayakan Idulfitri di kampung halamannya.

Kapal-kapal yang terparkir di sepanjang Sungai Juwana dan peningkatan aktivitas bongkar muatan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Juwana menjadi pemandangan rutin setiap mendekati hari raya umat Islam tersebut.

Dengan kondisi ini mendorong kinerja Tim Terpadu Maritim Juwana guna merapikan kapal sedemikian rupa. Selain itu, berjubelnya kapal pada musim lebaran seperti saat ini memiliki dua risiko, yaitu kemacetan lalu-lintas kapal dan kerawanan kebakaran kapal yang meningkat.

Kasat Pol Air Polres Pati, Iptu Sutamto, mengatakan bahwa hingga H-3 Idulfitri ini, telah ada sekira 1.000 kapal yang memasuki Juwana.

“Tinggal beberapa kapal saja yang belum turun ke Juwana. Hari ini terakhir bongkar (muatan kapal), besok sudah mulai libur. Tim Terpadu sudah mengatur urutan bongkar masing-masing kapal. Kunci supaya tidak semrawut dan macet adalah mematuhi urutan itu”, ujarnya.

Menurut Sutamto, yang membuat crowded dan macet, selama ini adalah yang tidak patuh urutan. Kalau komunikasi dengan tim terpadu, sesuai urutan, akan teratur.

Ia juga menambahkan, pihaknya setiap hari juga melakukan patroli. Dalam patrol tersebut, ia bersama tim terpadu menyampaikan imbauan-imbauan terkait pengaturan parkir kapal, pencegahan kebakaran, sekaligus pencegahan penularan virus corona.

“Tim terpadu sudah kompak, setiap saat dihubungi siap,” tegasnya.

Sedangkan untuk antisipasi kebakaran kapal, pihaknya sudah melarang proses pengelasan dan perbaikan kapal di alur sungai.

“Pengelasan hanya boleh dilakukan di dok perbaikan”, ucapnya.

Belajar dari peristiwa kebakaran kapal yang pernah terjadi bahwa mayoritas penyebab kebakaran bersumber dari percikan api las. Dengan berjubelnya kapal, apabila satu di antaranya terbakar, akan sangat mudah merambat ke kapal lainnya.

“Kemarin ketika patrol saya menemukan ada aktivitas las kapal, langsung saya hentikan. Karena kalau sampai terjadi kebakaran di alur sungai dalam kondisi seperti ini, akan sangat sulit diatasi. Kemarin (8/5/2020) sempat terjadi kebakaran. Namun di dok, bukan di alur sungai, sehingga cepat bisa dipadamkan,” jelasnya.

Ia mengatakan, selama musim lebaran ini, perlu disiagakan setidaknya satu unit mobil pemadam kebakaran di Juwana.

“Kemarin ketika Bupati Pati Haryanto berkunjung ke Pelabuhan Juwana, kami juga sudah menyampaikan usulan tersebut”, imbuhnya.

Menurutnya, keberadaan mobil damkar di Juwana dibutuhkan agar jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, penanganan bisa segera dilakukan untuk meminimalisasi fatalitas sekecil mungkin.

” Dan terkait pencegahan Covid-19, dirinya selalu menyosialisasikan penggunaan masker bagi seluruh pihak yang beraktivitas di Pelabuhan Juwana, baik anak buah kapal maupun nahkoda”, pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Urusan Teknik Lelang TPI Juwana Unit 2, Win Ice Setyo Edi, menjelaskan bahwa memang telah ditetapkan aktivitas pembongkaran muatan kapal di TPI Juwana akan libur sejak 23 hingga 25 Mei 2020. Pada tanggal 26 aktivitas baru dilanjutkan kembali.

“Besok pagi sebenarnya tetap ada pelayanan, tapi aktivitas sudah berkurang. Sebab sejak H-7 lebaran, aktivitas pembongkaran ikan sudah mulai menurun. Hal ini disebabkan sudah mulai tutupnya pabrik, dan berkurangnya aktivitas pengiriman dan cold storage,” ujar dia.

Hari ini, hanya ada enam kapal yang berkegiatan di TPI Juwana. Itu pun, dua kapal di antaranya baru akan bongkar muat usai lebaran. Di antara kapal-kapal yang telah berlabuh, diperkirakan hanya tersisa 10 yang akan bongkar setelah lebaran.

“Namun, kapal-kapal yang datang ini belum semuanya. Terkadang ada yang H-1 atau hari H baru pulang. Tujuannya memang dibongkar setelah lebaran dengan harga otomatis ada peningkatan,” jelas pria yang akrab disapa Ice ini.

Sejauh ini, pihaknya mencatat sekitar 1.000 kapal yang tiba di Juwana. Sebanyak 250 di antaranya beraktivitas di TPI unit 2. Selebihnya di TPI unit 1. Pemisahan ditentukan berdasarkan jenis kapal.

“Di TPI unit 2 khusus kapal purse seine maupun penampung. Adapun di unit 1 untuk kapal cakalan, cumi, cantrang, dan holler atau pancing,” papar dia.

Ia mengakui, selama Ramadan, memang aktivitas kapal di juwana meningkat dibanding bulan lain. Terlebih setiap mendekati lebaran, selalu ada kepadatan kapal. Namun demikian, menurutnya, tahun ini tidak ada kemacetan lalu-lintas kapal yang berarti.

“Sebab setiap tahun pelayanan tim terpadu maritim selalu ditingkatkan. Alur sudah ditangani secara baik. Ada juga pos yang siaga 24 jam,” ujar dia. (Er)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *