Anak Meninggal di Taiwan, Ibu yang Merantau ke Arab Bingung Pulang ke Kampung Halaman

oleh -6,084 views

Seputarmuria.com, PATI – Agus Purnomo (24) merupakan buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dukuh Popoh, Desa Srikaton, Kecamatan Kayen, Pati, yang meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan kerja di Taiwan.

Saat ini, keluarga dari Agus Purnomo hanya bisa berdoa pemerintah bisa membantu kepulangan Kamimah, ibunda Agus yang saat ini masih berada di Arab Saudi. Kamimah masih kesulitan untuk pulang ke rumahnya di Pati karena persoalan dokumen.

Sebelumnya, kabar meninggalnya Agus dibenarkan oleh Ketua Laskar Saridin Pati Taiwan (LSPT) Korwil Bawah, Rahmat Dika Setyawan.

“Benar kejadian tersebut kemarin Selasa (8/6/2021) dini hari. Namun, terkait kronologinya saya kurang tahu karena tempatnya jauh dari saya. Sedangkan saat ini pandemi dan masih lockdown sehingga saya tidak bisa pergi-pergi. Tapi teman-teman TKI di Taiwan saat ini sedang melakukan penggalangan dana untuk almarhum,” kata dia saat dihubungi, Rabu (9/6/2021) malam.

Sementara, salah satu rekan kerja Agus, sebut saja Endri (bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa Agus wafat setelah tubuhnya terjepit mesin gerinda kaca.

“Kami kerja di pabrik kaca daerah Dounan. Dia di sini sudah dua tahun. Sedangkan saya belum ada satu tahun. Kami beda shift. Saya pagi, dia malam. Dia kerja dari jam 7 malam sampai 8 pagi. Kejadiannya sekitar pukul 03.15,” ungkapnya saat dikonfirmasi Kamis (10/6/2021) siang.

Pada pukul 03.15, lanjutnya, mesin gerinda yang dioperasikan Agus rusak. Agus pun berinisiatif memperbaikinya.

“Punya partner orang Vietnam. Tapi saat kejadian partnernya itu pergi ke kamar mandi. Hanya selisih satu menit. Tapi setelah dia balik Agus sudah posisi terjepit punggung dan dadanya,” ungkapnya.

Melihat hal itu, tubuh Agus langsung diangkat dan dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans.

“Kemungkinan meninggal saat masih di pabrik, tapi kami tidak bisa memastikan. Tapi pihak rumah sakit kemudian mengabari jam 5 subuh dia sudah meninggal,” tambahnya.

Saat ini, jenazah Agus masih berada di rumah sakit di Douliu. Rencananya, hari Minggu 13 Juni 2021 empat orang perwakilan dari perusahaan diminta datang ke rumah sakit.

“Bos sudah ngomong untuk cari orang empat sebagai perwakilan untuk menghormati pelepasan mau dikirim ke Indonesia. Saya kurang tahu pastinya tapi kemungkinan mau dikirim besok Minggu,” ujar dia.

Endri menuturkan, pihak perusahaan dan agensi yang menaungi Agus bersedia bertanggung jawab terhadap proses pemulangan jenazah. Rekan-rekan sesama buruh migran juga turut membantu.

Terpisah, di Dukuh Popoh Desa Srikaton Kecamatan Kayen pada Kamis (11/6/2021) baru saja selesai pengajian yasin-tahlil yang diikuti ibu-ibu tetangga untuk mendoakan almarhum.

Sukirah, bibi (budhe) almarhum Agus mengatakan bahwa keponakannya itu berangkat ke Taiwan melalui perusahaan agensi yang berada di Kendal. Pihak perusahaan telah mengurus proses pemulangan jenazah.

“Pihak PT sudah datang, alhamdulillah sudah diurus, mudah-mudahan lancar, cepat sampai rumah. Kata pihak PT, kalau surat sudah lengkap langsung jenazah bisa dipulangkan. Tapi kami belum dapat kabar kapan kepastian pulangnya. Bahkan pihak perusahaan agensi bersedia untuk membiaya seluruh proses pemulangan jenazah”, jelasnya.

“Kami dapat pesan, jika ada pihak yang datang meminta biaya, kami diminta jangan percaya, karena semua sudah diurus PT,” imbuhnya.

Di sisi lain, Sukirah mengatakan bahwa pihak keluarga justru mengalami kendala terkait kepulangan ibunda Agus, Kamimah. Sebab, Ibunya di Arab Saudi, dokumennya sudah lama hilang, jadi tidak bisa pulang. Kami harap pemerintah bisa bantu supaya ibunya pulang,” kata dia.

Sejak Agus masih berumur 4 tahun, lanjut Sukirah, Agus sudah ditinggal ibunya merantau ke Arab Saudi.

“Jadi sejak kecil Agus diurus oleh ibu saya yakni neneknya dan kami budhe serta buliknya. Tapi alhamdulillah ibunya Agus masih bisa dihubungi, rutin teleponan. Selama ini juga yang membiayai ibunya. Bahkan keberangkatan Agus untuk bekerja ke Taiwan juga dibiayai oleh sang ibu”, ucapnya.

“Ibunya Agus itu sangat baik. Bertahun – tahun merantau ke Arab juga untuk membiayai keluarganya, juga mengumrohkan ibu saya. Kalau saudara sedang sedang sulit dia cepat membantu. Dia punya prinsip jangan sampai saudaranya punya utang. Sifat suka membantu ini juga menurun ke Agus,” ujar dia.

Ia pun mengenang Agus sebagai anak yang pandai bergaul, suka bercanda, dan tidak pernah menyakiti orang lain. Dia juga anak penurut.

“Orangnya baik. Bukan jenis anak yang semau sendiri. Semua teman-temannya sangat merasa kehilangan ketika tahu Agus meninggal. Mereka semua juga peduli,” kata dia.

Diakuinya bahwa ia mendapat kabar mengenai meninggalnya Agus pada Selasa (8/6/2021) pagi sekira pukul 10.00. Teman Agus yang mengabari. Pada hari yang sama pihak perusahaan agensi juga langsung datang ke rumah duka. (Er)

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *